Kimia Analisis Farmasi
|
Di Susun Oleh :
Nama : Latri Dwita Sari Amahoru
NIM : 70100112050
Kelas : Farmasi B1
Universita Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
Fakultas Ilmu Kesehatan
Jurusan Farmasi
2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Analisis
Gravimetri merupakan salah materi matakuliah kimia analitik yang sangat penting
dan juga merupakan materi wajib dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin. Analisis Gravimetri
adalah suatu bentuk analisis kuantitatif yang berupa penambangan, yaitu suatu
proses pemisahan dan penimbangan suatu komponen dalam suatu zat dengan jumlah
tertentu dan dalam keadaan sempurna mungkin.
2. Rumusan
Masalah
Ø Teori pembentukan dan sifat-sifat endapan
Ø Kemurnian endapan
Ø Pemisahan endapan
Ø Pengeringan
Ø Pemijaran
3. Tujuan
Ø Untuk
melaksanakan tugas Kimia Analitik
Ø Menjadi
Pegangan bagi Mahasiswa Yang ingin memahami konsep Analisis Gravimetri
Ø Menjadi
referensi tambahan yang menunjang keberhasilan pembelajaran matakuliah kimia
Analitik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode
Pengendapan
Pengendapan dilakukan sedemikian rupa
sehingga memudahkan proses pemisahan, misalnya: Ag diendapkan dengan AgCl.
Aspek yang penting dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah
endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara
filtrasi.Pada temperatur tertentu, kelarutan zat pada pelarut tertentu
didefinisikan sebagai jumlahnya jika dilarutkan pada pelarut yang diketahui
beratnya dan zat tersebut mencapai kesetimbangan dengan pelarut itu.Hal ini
tergantung pada ukuran partikel.Larutan lewat jenuh adalah larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih besar dibandingkan dengan keadaan kesetimbangan
pada suhu tertentu. Contoh reaksi pengendapan dengan pereaksi AgNO3:
NaCl(aq) + AgNO3 →
AgCl(s) + NaNO3
Pengendapan merupakan teknik yang
paling luas penggunaannya.Hal terpenting dalam pengendapan suatu analit adalah
kemurniannya dan kemudahan penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik pengendapan.
Analisa pengendapan gravimetri akan
berjalan baik jika persyaratannya meliputi:
Ø Kesempurnaan
endapan
Analit
yang dianalisa telah diubah sepenuhnya menjadi endapan atau dengan kata lain
kelarutan endapan dibuat sekecil mungkin.
Ø Kemurnian
endapan
Endapan murni adalah endapan yang
bersih tidak mengandung molekul-molekul lain yang disebut juga dengan pengotor
atau kontaminan. Endapan yang kotor akan mengandung berat lebih besar dari
seharusnya sehingga akan menimbulkan kesalahan yang lebih besar. Kontaminan
oleh zat lain sangat mudah terjadi karena endapan timbul dari larutan yang
berisi berbagai macam zat.
Ø
Susunan endapan
Endapan yang terbentuk mempunyai susunan konstan dan
tertentu atau endapan yang terbentuk dapat diubah menjadi zat yang komposisinya
tertentu.
Tahap-tahap pengendapan Gravimetri, meliputi :
Ø Melarutkan
analat
Ø Mengatur
keadaan larutan misalnya pH dan suhu
Ø Membentuk
endapan
Ø Menumbuhkan
kristal-kristal endapan (digestion atau aging)
Ø Menyaring
dan mencuci endapan
Ø Memanaskan
atau memijarkan untuk memperoleh endapan kering dengan susunan tertentu. Hal
ini juga dilakukan untuk menghilangkan kertas saring
Ø Mendinginkan
lalu menimbang endapan
B. Kemurnian
Endapan Kopresipitasi
Bila suatu endapan memisah dari dalam
suatu larutan, endapan itu tak selalu sempurna murninya, mungkin mengandung
berbagai jumlah zat pengotor, bergantung pada sifat endapan dan kondisi
pengendapan.Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam
cairan induk dinamakan kopresipitasi.Kita harus membedakan dua jenis
kopresipitasi yang penting. Yang pertama adalah yang berkaitan dengan adsorpsi
pada permukaan partikel yang terkena larutan, dan yang kedua adalah yang
sehubungan dengan oklusi zat asing sewaktu proses pertumbuhan kristal dari
partikel-partikel primer.
Mengenai adsorpsi permukaan
(adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun
gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (adsorben) dan akhirnya membentuk
suatu lapisan tipis (adsorbat) pada permukaannya), umumnya akan paling besar
pada endapan yang mirip gelatin dan paling sedikit pada endapan dengan sifat
makro-kristalin yang menonjol. Endapan dengan kisi-kisi ionik nampak mengikuti
aturan adsorpsi Paneth-Fajans-Hahn, yang menyatakan bahwa ion yang membentuk
garam yang paling sedikit larut.Maka pada sulfat yang sedikit larut, ion
kalsium lebih utama diadsorpsi ketimbang ion magnesium, karena kalsium sulfat
kurang larut ketimbang magnesium sulfat.Juga perak ionida mengardsorpsi perak
asetat jauh lebih kuat dibanding perak nitrat pada kondisi-kondisi yang
sebanding, karena kelarutan perak asetat lebih rendah.Deformabilitas (mudahnya
diubah bentuknya) ion-ion yang diadsorpsi dan disosiasi elektrolit dari
senyawaan yang diardsorpsi juga mempunyai pengaruh yang sangat besar, semakin
kecil disosiasi senyawaa itu semakin besar teradsorpsinya.Maka hidrogen
sulfida, suatu elektrolit lemah, sangat kuat diadsorpsi oleh sulfida
logam-logam.
Jenis kopresipitasi yang kedua terjadi
sewaktu endapan dibangun dari pertikel-partikel primernya. Partikel primer ini
akan mengalami adsorpsi permukaan sampai tingkat tertentu dan sewaktu
partikel-partikel ini saling bergabung, zat pengotor itu akan hilang sebagian
jika terbentuk kristal-kristal tunggal yang besar dan prosesnya berlangsung
lambat, atau jika saling bergabung itu cepat mungkin dihasilkan kristal-kristal
besar yang tersusun dari kristal-kristal kecil yang terikat tak erat, dan
sebagian zat pengotor mungkin terbawa masuk kebalik dinding kristal besar. Jika
zat pengotor ini isomorf atau membentuk larutan-padat dengan endapan, jumlah
kopresipitasi mungkin akan sangat banyak, karena tak akan ada kecenderungan
untuk menyisihkan zat pengotor sewaktu proses pematangan.
Pascapresipitasi (postpresipitasi)
adalah pengendapan yang terjadi di atas permukaan endapan pertama sesudah ia
terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang sedikit larut, yang membentuk larutan
lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu
ion endapan primer (endapan pertama). Maka pada pengendapan kalsium sebagai
oksalat dengan adanya magnesium, magnesium oksalat berangsur-angsur memisah
dari larutan dan mengendap diatas kalsium oksalat, makin lama endapan dibiarkan
bersentuhan dengan larutan itu, maka makin besar sesatan yang ditimbulkan oleh
penyebab ini. Efek yang serupa dapat diamati pada pengendapan tembaga
(II) sulfide dalam asam klorida 0,3M dengan adanya ion-ion zink, zink sulfida
dengan perlahan-lahan berpascapresipitasi.
Pascapresipitasi berbeda dari
kopresipitasi dalam segi:
a. Kontiminasi
bertambah dengan bertambah lamanya endapan dibiarkan bersentuhan dengan cairan
induk pada pascapresipitasi, tetapi biasanya berkurang pada kopresipitasi.
b. Pada
pascapresipitasi, kontaminasi akan bertambah dengan semakin cepatnya
larutan diaduk, baik dengan cara-cara mekanis ataupun termal. Pada
kopresipitasi keadaannya umumnya adalah kebalikannya.
c. Banyaknya
kontaminasi pada pascapresipitasi dapat jauh lebih besar dari pada
kopresipitasi.
C. Keadaan
Optimum Untuk Pengendapan
Untuk memperoleh keadaan optimum harus
mengikuti aturan sbb:
a.
Pengendapan harus dilakukan pada
larutan encer, yang bertujuan untuk memperkecil kesalahan akibat koresipitasi.
b.
Peraksi dicampur perlahan-lahan dan
teratur dengan pengadukan tetap.
c.
Pengendapan dilakukan pada larutan
panas bila endapan yang terbentuk stabil pada temperatur tinggi.
d.
Endapan kristal biasanya dibentuk dalam
waktu yang lama dengan menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya
koprespitasi.
e.
Endapan harus dicuci dengan larutan
encer.
f.
Untuk menghindari postpresipitasi atau
kopresipitasi sebaiknya dilakukan pengendapan ulang
Meminimalkan
kopresipitasi:
1.
Metode penambah
dari kedua reagen. Jika
diketahui bahwa baik sampelmaupun
endapan mengandung suatu ion yang
mengotori, larutanyang mengandung ion ini dapat di
tambahkan ke larutan lain. Dengan caraini, konsentrasi
pengotor dijaga serendah
mungkin selama tahap-tahap awal
pengendapan. Dalam kasus hidrous oksida, mjatan yang dibawa oleh
partikel-partikel utama dapat dikendalikan.
2. Pencucian.
Pengotor yang terabsorbsi dapat dihilangkan dengan mencuci, kecuali mereka
terkepung. Dengan endapan-endapan mirip dadih dan bersifat gelatin, seseorang
harus mempunyai suatuelektrolit dalam larutan pencuciuntuk menghindari
peptisasi.
3. Pencernaan.
Teknik ini bermanfaat sekali
bagi endapan kristalin, cukup
bermanfaat bagi endapan mirip dadih, tetapi
tidak digunakan bagi endapan yang bersifat gelatin.
4. Pengendapa
kembali. Jika zatnya bisa dilarutkan kembali (sepeti garam dari asam
lemah dalam asam kuat), ia
dapat disaring, dilarutkan
kembali dan diendapkan kembali. Ion pengotor akan berada dalam
suatu konsentrasi yang rendah selama pengendapan kedua, dan karenanya
jumlah yang lebih kecil akan dikopresipitasi.
5.
Pemisahan. Pengotor itu bisa dipisahkan
atau sifat kimiawinya diubah dengan suatu reaksi tertentu sebelum endapan
terbentuk.
D. Pengendapan
dari larutan Homogen
Pada metode ini, reagen dihasilkan
secara lambat oleh reaksi kimia homogen dalam larutan.Endapannya berkerapatan
tinggi dan dapat disaring, kopretisipasi dikurangi ke nilai minimumnya.
Beberapa contoh pengendapan dari larutan homogen adalah:
a.
Sulfat
Dimetilsulfat
menghasilkan radikal sulfat dengan reaksi :
(CH2)2SO4
+ 2H2O →
2CH3OH + 2H+ + SO42-
b.
Hidroksida
pH
dikendalikan secara perlahan-lahan. NH3 dihasilkan dari urea dengan
reaksi berikut :
CO(NH2)2
+ H2O → 2NH3 +CO2
pada suhu 90-1000
Sedangkan aluminium (Al) diendapkan oleh urea sebagai Al(OH)3
dalam media asam suksinat, atau Ba sebagai BaCrO4 pada amonium
asetat atau Ni sebagai glioksim ataupun Al sebagai oksinat.
c.
Oksalat
Kalsium
diendapkan sebagai CaC2O4.
Thiorium
juga diendapkan sebagai Th(C2O4)2 dengan
adanya urea.
Misalnya
: CO(NH2)2 + 2HC2O4 + H2O
→
2NH3 +CO2 + 2C2O42-
(C2H5)2
C2O4 + 2H2O →
2C2H5OH + 2H+ + C2O42-
- Fosfat
Fosfat berkelarutan rendah dapat diendapkan dengan
membuat turunan dari trimetil atau trietil fosfat secara bertahap dengan
hidrolisis. Zr diendapkan sebagai Zr3(PO4)4
pada (CH3)3Po4 dalam media yang
mengandung asam sulfat.
E. Mencuci Endapan
Agar penetapan kuantitas analit dalam
metode gravimetri mencapai hasil yang mendekati nilai sebenarnya, harus
dipenuhi 2 kriteria :
§
Proses pemisahan atau pengendapan
analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna
§
Endapan analit yang dihasilkan
diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi,
tidak bercampur dengan pengotor.
Untuk syarat kedua, dapat dipenuhi
melalui pencucian endapan.Adapun tujuan dari pencucian endapan adalah untuk
menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang
terbawa secara mekanis, sehingga di peroleh endapan murni. Endapan murni adalah
endapan analit yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain
(zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan).
Larutan pencuci dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu :
1.
Larutan yang mencegah terbentuknya
koloid yang mengakibatkan dapat lewat kertas saring, misalnya : penggunaan
ammonium nitrat untuk mencuci endapan ferihidroksida
2.
Larutan yang mengurangi kelarutan dari
endapan, misalnya : alcohol.
3.
Larutan yang dapat mencegah hidrolisis
garam dari asam lemah atau basa lemah.
Mencuci berulang-ulang lebih efektif
dibandingkan dengan sekali pencucian dengan volume total yang sama .
Xn=Xo μμ+vn
|
Di mana :
Xo = konsentrasi pengotor
sebelum dicuci
N = jumlah pencucian
Xn = konsentrasi pengotor
setelah pencucian
V = volume larutan pencuci
μ = volume cairan yang sisa dalam
endapan
Berikut ini adalah criteria pemilihan
larutan pencuci :
Ø Dapat
melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi hampir tidak melarutkan endapan
Ø Tidak
mengandung garam yang tidak dapat menguap waktu dipijarkan
Ø Dapat
mencegah terjadinya peptisasi pada waktu pencucian endapan
Ø Digunakan
larutan pencuci yang mengandung ion senama bila ada kemungkinan endapan dapat
larut.
Ø Larutan
pencuci yang panas dapat digunakan bila kelarutan endapan memungkinkan
F. Pembakaran
Endapan
Endapan yang sudah bersih harus
dikeringkan sebelum mengalami pemijaran.
Ø Jika
endapan masih melekat pada kertas saring, maka kertas saring ini harus diabukan
dulu dengan memakai api sekecil mungkin.
Ø Kemudian
secara teratur temperatur dinaikkan sampai mencapai temperatur yang diinginkan.
Harus diperhatikan agar kertas dapat diabukan secara sempurna, untuk itu
perlu diamati warna endapan, jika berwarna putih berarti kertas terabukan
sempurna, sebaliknya adanya noda hitam menunjukkan bahwa masih ada sisa kertas
yang tidak terabukan sempurna.
Ø Pemijaran
pada temperatur tinggi memungkinkan diuapkannya air yang melekat pada endapan.
Makin kuat terserapnya air pada endapan makin tinggi temperatur pemijarannya.
Ø Contoh
: endapan yg berbentuk jel memerlukan temperatur pemijaran yang cukup tinggi,
sedangkan endapan hablur tidak memerlukan temperatur pemijaran tinggi.
Ø Endapan
yang sudah dipijarkan tidak dapat langsung ditentukan beratnya karena
penimbangan benda dalam keadaan panas tidak menghasilkan harga tetap.
Ø Harus
dilakukan pendinginan sampai temperatur kamar baru dapat ditentukan beratnya.
G. Peranan
Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri
Pereaksi organik yang digunakan pada
analisis gravimetri dikenal sebagai endapan organik.Pemisahan satu atau lebih
ion-ion anorganik dari campurannya dilakukan dengan menambahkan pereaksi
organik karena senyawa-senyawa organik tersebut mempunyai berat molekul yang
besar, maka dapat ditentukan sejumlah kecil ion dengan pembentukan endapan
dalam jumlah yang besar.Endapan organik yang baik harus memiliki sifat
spesifik.Endapan yang dibentuk oleh pereaksi organik, dikeringkan atau dibakar
dan ditimbang sebagai oksidanya.Pada pengeringan atau pembakaran, temperaturnya
harus ditentukn berdasarkan sifat kimianya.Selektivitas (pemilihan) optimum
reaksi tercapai dengan mengawasi variabel-variabel seperti konsentrasi
pereaksi, pH larutan dan penggunaan reagen pelindung untuk mengurangi gangguan
ion-ion asing.
Beberapa ion anorganik dapat diendapkan
dengan pereaksi organik tertentu disebut pengendap organik.Sejumlah pereaksi
ini berguna bukan hanya untuk pemisahan, untuk pengendapan tetapi juga dapat
digunakan untuk ekstraksi pelarut.Pereaksi organik yang banyak digunakan adalah
pereaksi pembentuk khelat.Beberapa pereaksi organik dapat membentuk senyawa
kelat dengan beberapa kation karena mengandung gugus fungsi yang berupa basa
(donor elektron).Bila ligan polifungsional dapat menempati lebih dari dua
posisi koordinasi ion pusat logam, maka terbentuk senyawa koordinasi dengan
struktur cincin yang disebut sebagai khelat. Petunjuk untuk meramalkan secara
kualitatif tentang kestabilan kompleks dan kesetimbangan endapan khelat yang
tidak bermuatan diperoleh dari penelahan konstanta pembentukan senyawa
koordinasi yang merupakan sifat ion logam dan sifat ligan.
Endapan organik mempunyai tempat khusus
dalam analisis anorganik sebab endapan yang terbentuk biasanya berbeda dari zat
anorganik murni, seperti antara BaS0 dan Ni(DMG) dimana DMG adalah dimetil
glioksin. Senyawa organik diklasifikasikan sebagai pembentuk kompleks
khelat,pembentuk garam dan pembentuk lake. Dalam usaha membentuk khelat ligan
harus mempunyai atom H yang dapat diganti dan elektron yang tidak berpasangan
untuk pembnetukan koordinasi.Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat
selekitf.Substitusi pada atom C dapat bervariasi.Selektivitas berarti kemampuan
dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu atau dua logam untuk
memisahkannya dari zat lainnya.Efek sterik (ruang) menentukan selektivitas dari
pereaksi pembentuk khelat, tidak dapat mengendapkan Al.
H. Kriteria
untuk Pemilihan Pereaksi Organik
Ø Zat
tersebut harus selektif.
Ø Mempunyai
sifat spesifik.
Ø Bobot
molekul yang besar (Mr besar) sehingga dengan jumlah yang kecil saja
logam menghasilkan endapan yang beratnya tinggi.
Ø Beberapa
pereaksi organic mempunyai sifat selektifitas yang menghasilkan endapan dengan
jumlah kation yang kecil.
Ø Mempunyai
kelarutan yang sangat kecil dalam air sehingga ion logam dapat diendapkan
secara kuantitatif.
I. Beberapa
Endapan Organik yang Penting
Zat pengendap organik merupakan bahan
untuk membantu proses pemisahan satu atau lebih ion anorganik dari campuran,
Zat pengendap organik disebut juga regensia organik. Zat pengendap organik yang
digunakan haruslah ideal, artinya pengendap organik tersebut bersifat spesifik,
yaitu harus memberi endapan dengan hanya satu endapan tertentu.
Beberapa pengendap organik yang telah
dikenal banyak digunakan dalam analisis gravimetri seperti:
Ø Dimeti
glioksim (DMG) yang berguna untuk penentuan nikel. Pereaksi berlebih harus
dihindari untuk menghindarkan pembentukan endapan pereaksinya sendiri. Sitrat
dan tartarat digunakan sebagai pereaksi pelindung.
Ø 8-hidroksiquinolin
berguna untuk mengendapkan beberapa logam dan dapat digunakan untuk pemisahan.
Ditambahkan pada keadaan/ suasana dingin dan endapan dicuci dengan air hangat.
Endapan kemudian dilarutkan dalam asam dan dititrasi.
Ø Asam
mandelat digunakan untuk Zr. Endapan dibakar dan oksidanya ditimbang.
Ø Cupferon
digunakan untuk pemisahan seperti besi dan titanium dari aluminium. Hal ini
bermanfaat dalam kondisi asam, larutan dingin, dan endapannya dibakar kemudian
ditimbang.
Ø Asam
antranilat digunakan pada beberapa logam (untuk Cu). Biasanya sering digunakan
garam natrium.
Ø Asam
kuinaldik (untuk Cu), metode ini sensitive dengan menggunakan pereaksi
pengompleks. Pada kompleks hanya dikandung 15% Cu.
Ø Pereaksi
salisildioksim (untuk Cu). Asam tartarat digunakan sebagai masking agent.
Kompleks tersebut larut dalam alcohol tetapi tidak stabil jika lebih dari 73
hari. Ditimbang sebagai Cu-salisildioksim.
Ø 1-nitroso-2-naftol
(untuk logam Co) digunakan pada keadaan asam. Kompleks tersebut dibakar dan
ditimbang sebagai Co3O4. Pereaksinya dibuat dalam asam asetat glacial dan
air destilasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan memperhatikan
materi-materi yang telah dipaparkan bisa diambil beberapa kesimpulan :
Ø
Analisis gravimetri merupakan salah
satu bentuk analisis kuantitatif yang dilakukan dengan proses penimbangan.
Ø
Untuk metode pengandapan prinsip
kerjanya yaitu senyawa yang akan dianalisis diendapkan dengan menambahkan
pereaksi yang sesuai dan selanjutnya dipisahkan endapannya dengan cara ditapis.
Ø
Bila suatu endapan memisah dari dalam
suatu larutan, endapan itu tak selalu sempurna murninya, mungkin mengandung
berbagai jumlah zat pengotor, bergantung pada sifat endapan dan kondisi
pengendapan.
Ø
Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang
secara normal larut dalam cairan induk dinamakan kopresipitasi.
Ø
Pascapresipitasi (postpresipitasi)
adalah pengendapan yang terjadi di atas permukaan endapan pertama sesudah ia
terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang sedikit larut, yang membentuk larutan
lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya mempunyai satu ion yang sama dengan salah satu
ion endapan primer (endapan pertama).
Ø
Pengendapan harus dilakukan pada
larutan encer, yang bertujuan untuk memperkecil kesalahan akibat kopresipitasi.
Ø
Adapun tujuan dari pencucian endapan
adalah untuk menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan
maupun yang terbawa secara mekanis, sehingga di peroleh endapan murni.
Ø
Endapan yang sudah bersih harus
dikeringkan sebelum mengalami pemijaran.
B.
Saran
Jika terjadi kesalahan atau kekeliruan
pada makalah ini mohon di maafkan dan mohon diperbaiki demi penyempurnaan
makalah ini kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.docstoc.com/docs/24349471/ANALISIS-GRAVIMETRI
Bassett.J., dkk. 1994. BUKU AJAR VOGEL KIMIA ANALISIS
KUANTITATIF ANORGANIK. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. (Terjemahan: A.
Hadyana P. dan Ir. L. Setiono)
Khopkar, S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Kimia Analisis Farmasi
|
METODE PEMISAHAN
Di Susun Oleh :
Nama : Latri Dwita Sari Amahoru
NIM : 70100112050
Kelas : Farmasi B1
Universita Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
Fakultas Ilmu Kesehatan
Jurusan Farmasi
2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam Kimia dan teknik
kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang
lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia.Sebagian besar senyawa kimia
ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia
berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan
seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam
keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi,
proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang
teknik kimia.
Secara mendasar, proses
pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan
sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis atau
kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada
kondisi yang dihadapi. Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun
campuran. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.
B.
Rumusan Masalah
1. Teori
penyulingan
- Teori pelelehan
- Teori sublimasi
- Penyarian
Ø
Pengertian Kd, dan D
Ø
Perhitungan dasar ekstraksi
- Kromatografi
Ø
Kaidah dasar kromatografi
Ø
Klasifikasi kromatografi
Ø
Prinsip pemisahan dengan kromatografi
C.
Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini selain untuk melengkapi
salah satu tugas mata pelajaran Kimia, juga untuk mengetahui :
1.
Jenis pemisahan campuran
Filtrasi, Kristalisasi, dan Destilasi
2.
Proses pemisahan campuran melalui
Filtrasi, Kristalisasi, dan Destilasi
3.
Contoh Filtrasi, Kristalisasi,
dan Destilasi dalam kehidupan sehari – hari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Campuran
Campuran adalah gabungan
dua macam zat atau lebih. Campuran dapat berupa larutan, koloid atau
suspensi.
B.
Metode Pemisahan Campuran
1.
Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi
(penyaringan) adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran dari
partikel-partikel komponen campuran dengan menggunakan penyaring. Partikel yang
mempunyai ukuran lebih kecil akan lolos saringan dan partikel yang lebih besar
akan tertinggal pada saringan. Cara pemisahan dengan cara penyaringan ini dapat
dilakukan untuk memisahkan padatan yang mempunyai ukuran berbeda dan untuk
memisahkan padatan dengan cairan.
Pemilihan
ukuran penyaring disesuaikan dengan ukuran zat-zat yang akan dipisahkan.
Saringan untuk memisahkan pasir dan kerikil akan berbeda dengan saringan untuk
memisahkan santan dengan ampasnya.
Hal
yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media
berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya dorong, misalnya ;
gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal. Fluida yang difiltrasi
dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja
cairan, padatan, atau keduanya. Seringkali umpan dimodifikasi melalui
beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan
pemanasan, kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti
selulosa atau tanah diatomae.Contoh : penyaringan kerikil dari pasir. Pemisahan
zat-zat yang mempunyai perbedaan kelarutan juga dapat dilakukan dengan
penyaringan.Misalnya memisahkan garam yang bercampur pasir, dimana garam mudah
larut dalam air sedangkan pasir tidak larut. Campuran tersebut dimasukkan dalam
air, garam akan larut sedangkan pasir tidak. Setelah disaring pasir akan
tertinggal di kertas saring, dan air garam lolos menembus kertas saring. Zat
yang tertahan di kertas saring dinamakan residu dan cairan yang dapat menembus
kertas saring dinamakan filtrat.
2.
Kristalisasi (Penguapan)
Kristalisasi
merupakan salah satu cara untuk memisahkan zat padat dari komponen-komponen
lain penyusun campuran. Kristalisasi ada dua macam, yaitu kristalisasi penguapan
dan kristalisasi pendinginan.
Kristalisasi
penguapan dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan terhadap panas dan
titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih pelarut. Pemisahan secara
kristalisasi dilakukan untuk memisahan zat padat dari larutannya dengan jalan
menguapkan pelarutnya. Zat padat tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan
membentuk kristal. Contoh Kristalisasi penguapan dilakukan oleh para
petani garam. Pada saat air pasang, tambak-tambak garam akan terisi air laut.
Pada saat air surut maka air laut yang sudah mengisi tambak garam akan tetap
berada di tempat itu.
Adanya
pengaruh sinar matahari mengakibatkan komponen air dari air laut dalam tambak
akan menguap dan komponen garamnya akan tetap dalam larutan. Jika penguapan ini
terus berlangsung, lama-kelamaan garam tersebut akan membentuk kristal-kristal
garam tanpa harus menunggu sampai airnya habis.
Kristalisasi
pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan. Pada saat suhu larutan
turun, komponen zat yang memiliki titik beku lebih tinggi akan membeku terlebih
dahulu, sementara zat lain masih larut sehingga keduanya dapat dipisahkan
dengan cara penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut sebagai filtrat,
sedangkan zat padat tetap tinggal di atas saringan sebagai residu.contoh :
penguapan air laut (larutan garam) untuk memperoleh kristal garam.
3.
Destilasi (Penyulingan)
Destilasi
(penyulingan) yaitu memisahkan campuran berupa zat cair terlarut dari
pelarutnya.Pemisahan campuran dengan destilasi didasarkan pada perbedaan titik
didih.Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang mempunyai titik
didih berbeda.
Campuran
antara air dan bensin pun dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Semakin jauh
perbedaan titik didih, semakin mudah campuran tersebut dipisahkan.Destilasi ada
bermacam-macam, diataranya destilasi sederhana dan destilasi bertingkat.
Pemisahan
spiritus yang bercampur dengan air dapat dilakukan dengan cara destilasi.
Campuran spiritus dengan air kita masukkan dalam labu destilasi, kemudian
dipanaskan. Proses yang terjadi adalah campuran air dan spiritus dipanaskan
hingga suhu 80oC sehingga spiritus menguap sedang air belum menguap.
Uap
spiritus didinginkan dalam pendingin Liebieg, sehingga mengembun dan menetes di
tabung erlenmeyer.Zat yang dihasilkan dari destilasi yang disebut destilat.
Salah
satu contoh destilasi terbesar saat ini adalah proses pengolahan minyak bumi
menjadi fraksi-fraksi minyak bumi, seperti LPG, bensin, minyak tanah, solar,
pelumas, dan aspal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya hampir semua
campuran dapat dipisahkan.Metode pemisahan campuran yang dapat dijadikan dasar
pemisahan campuran bergantung pada sifat fisika dari partikel-partikel penyusun
campuran tersebut.Sifat fisika yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran
adalah ukuran partikel, titik didih partikel, dan kelarutan. Dalam pemisahan
campuran, terdapat beberapa jenis proses, yaitu melalui Filtrasi, Kristalisasi,
Destilasi, Sublimasi, Kromatografi, dan Ekstraksi.
Filtrasi (penyaringan) adalah
cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran dari partikel-partikel
komponen campuran dengan menggunakan penyaring, kristalisasi (penguapan) yaitu
cara memisahkan zat terlarut dari pelarutnya menggunakan pemanasan atau
penyerapan kalor, Destilasi (penyulingan) yaitu memisahkan campuran berupa zat
cair terlarut dari pelarutnya, dll. Contoh pemanfaatan metode pemisahan
campuran ini dapat kita lihat pada proses pemurnian garam dapur, pemurnian air
minum, dan juga pengolahan minyak bumi menjadi berbagai macam bahan
bakar.
B. Saran
Jika terjadi kesalahan atau kekeliruan
pada makalah ini mohon di maafkan dan mohon diperbaiki demi penyempurnaan
makalah ini kedepan.
DAFATAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_pemisahan
http://sukasains.com/materi/mengenal-pemisahan-campuran/
http://kimia.upi.edu/staf/nurul/Web%202011/0807596/materi.html
http://kereta-sains.blogspot.com/2012/01/sebagian-besar-kimia-di-alam-dalam.html
http://miftakhulriska.blogspot.com/2012/01/apakah-kamu-dapat-memisahkan-spiritus.html
Kimia Analisis Farmasi
|
SPEKTROFOTOMETRI
Di Susun Oleh :
Nama : Latri Dwita Sari Amahoru
NIM : 70100112050
Kelas : Farmasi B1
Universita Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
Fakultas Ilmu Kesehatan
Jurusan Farmasi
2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Spektrofotometri merupakan suatu metoda
analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu
lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Benda
bercahaya seperti matahari atau bohlam listrik memancarkan spektrum yang lebar
terdiri atas panjang gelombang. Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya
tampakitu mampu mempengaruhi selaput pelangi mata manusia dan karenanya menimbulkan
kesan subyektif akan ketampakan (vision). Dalam analisis secara
spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang
digunakan, yaitu daerah UV (200 – 380 nm), daerah visible (380 –
700 nm), daerah inframerah (700 – 3000 nm).
Menurut Cairns (2009), spektrofotometer
adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang
tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk.
B.
Rumusan Masalah
- Pengertian radiasi elektromagnetik
- Prinsip dasar pengukuran dengan spektrofotometri
- Klasifokasai spektrofotometri analisis
- Menjelaskan dasar pemilihan pelarut untuk spektrofotometri
- Menjelaskan cara pengukuran dengan spektrofotometri
6.
Menjelaskan
cara perhitungan hasil analisis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Spektrofotometer merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu
obyek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet. Sebagian dari
cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari
cahaya
yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi
larutan di dalam kuvet.
Menurut Cairns (2009), spektrofotometer
adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang
tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk. Secara garis besar
spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
a. Sumber
Cahaya
Sebagai
sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang
stabil dan intensitasnya tinggi.Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah
tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar
dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan
bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200
nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator
adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi
beberapa komponen panjang gelombang tertentu(monokromatis) yang bebeda
(terdispersi).
c. Cuvet
Cuvet
spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau
cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars,
plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm
dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau
plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca
mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah
sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan
detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang
selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk
atau angka digital.
Dengan
mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan
konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akan
mengukur intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke
intensitas cahaya sebelum melewati sampel (Io). Rasio disebuttransmittance,
dan biasanya dinyatakan dalam persentase (% T) sehingga bisa dihitung besar
absorban (A) dengan rumus A = -log %T.
B. Jenis
Spektrofotometer
Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi
empat macam, yaitu :
a. spektrofotometer
ultraviolet
b. spektrofotometer
sinar tampak
c. spektrofotometer
infra merah
d.
spektrofotometer serapan atom
Dari
4 jenis spektrofotometer ini memiliki prinsip kerja yang sama yaitu “adanya
interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang
tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang digunakan.
Secara
sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari
:
sumber
cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out (pembaca).
a. Prosedur
Kerja Spektrofotometer
Spektrum elektromagnetik terdiri dari
urutan gelombang dengan sifat-sifat yang berbeda.Kawasan gelombang penting di
dalam penelitian biokimia adalah ultra lembayung (UV, 180-350 nm) dan tampak
(VIS, 350-800 nm).Cahaya di dalam kawasan ini mempunyai energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron valensi di dalam molekul tersebut (Keenan 1992).
Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada
sejumlah gugus fungsional atau gugus kromofor yang mengandung elektron valensi
dengan tingkat eksutasi rendah.Tiga jenis elektron yang terlibat adalah sigma,
phi, dan elektron bebas.Kromofor-kromofor organik seperto karbonil, alkena,
azo, nitrat, dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar
tampak.Panjang gelombang maksimumnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang
digunakan.Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas
nseperti hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus kromofor akan
mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih
besar dan disertai dengan peningkatan intensitas.
Ketika cahaya melewati suatu larutan
biomolekul, terjadi dua kemungkinan.Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap
dan kemungkinan kedua adalah cahaya discattering.Bila energi dari cahaya
(foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi eksitasi dari
molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran absorbansi dalam
spektrofotometer.
Cara kerja spektrofotometer dimulai
dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar.Cahaya tersebut
kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan
maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian
menyampaikan ke layar pembaca.
Larutan yang akan diamati melalui
spektrofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di
dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan. Secara
kuantitatif, besarnya energi yang diserap oleh zat akan identik dengan jumlah
zat di dalam larutan tersebut. Secara kualitatif, panjang gelombang dimana
energi dapat diserap akan menunjukkan jenis zatnya.
Metode ini dapat digunakan untuk
mengetahui zat yang terkandung dalam makanan atau minuman seperti micro
nutrient, zat pewarna, dll tergantung panjang gelombang yang telah disetting
pada spektrofotometer.Setiap senyawa punya serapan maksimal pada panjang
gelombang tertentu.Panjang gelombang ini dinamakan panjang gelombang
maksimum.Pada panjang gelombang maksimum, hubungan antara absorbansi dan
konsentrasi senyawa bisa disetarakan. Panjang gelombang maksimum dicari lebih
dahulu supaya lebih mudah mengatur range panjang gelombang analisanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Panjang gelombang yang digunakan adalah
panjang gelombang maksimum, 650 nm.Hasil absorbansi biru metilen digunakan
sebagai kurva standar yang menghubungkan konsentrasi dan
absorbannya.Selanjutnya kurva standar digunakan untuk menghitung konsentrasi
sampel yang belum diketahui konsentrasinya.Praktikan mampu menggunakan alat
spektrofotometer, membuat kurva standard dan menghitung konsentrasi
sampel.Sehingga Percobaan berhasil dilakukan.
B.
Saran
Jika terjadi kesalahan atau kekeliruan
pada makalah ini mohon di maafkan dan mohon diperbaiki demi penyempurnaan makalah
ini kedepan.
DAFTAR
PUSTAKA
[Anonim].1979.Farmakope
Indonesia. Departeen Kesehatan Republik Indonesia
Farida,
Yudhi N, Lilis W, Purwadi KP. 2000. Studi banding penentuan kadar H2O
dalam serbuk UO2 menggunakan metoda MEA (Moisture Evolution Analysis) dan KFT (Karl Fischer Titration).[Artikel].
Jakarta: P2TBDU & P2BGN – BATAN
Khopkar,
SM. 2003. Konsep Dasar Kimia
Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia
Underwood
AL, R.A Day. 1986. Analisis
Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar