Kimia
Analisis Farmasi
ANALISIS KULITATIF ION ANORGANIK

Di Susun Oleh :
Nama : Latri Dwita Sari Amahoru
NIM : 70100112050
Universita Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
Fakultas Ilmu Kesehatan
Jurusan Farmasi
2012-2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Analisis kualitatif yang bertujuan utama untuk
mengenali komposisi atau struktur bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai
dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel.Analisis kualitatif untuk
bahan organik biasanya menjadi bagian kimia organik sehingga tidak dimasukkan
dalam bagian kimia analitik.Bahan kimia dalam sampel anorganik juga cukup
banyak ragamnya sesuai dengan struktur dari bahan tersebut. Bahan kimia
anorganik molekuler berbeda cara penetapannya dengan bahan kimia anorganik
ionik.Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang
cukup lama.Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remeegius Fresenius sejak
tahun 1840, yang kemudian diterbitkan sebagai buku pada tahun
1897.langkah-langkah analisis kation dan anion dapat dilakukan secara
sistematis melalui diagram alir, yang sampai saat ini menjadi standar untuk
kajian analisis kualitatif bahan organik.
Analisis anion lebih sederhana dibandingkan analisis
kation, tetapi analisis kualitatif anion memerlukan ketelitian dalam melakukan
observasi dari gejala-gejala yang timbul.Dalam setiap kegiatan analisis
kualitatif pengamatan visual merupakan hal yang penting. Warna adalah penting ,
karena beberapa ion anorganik dapat diketahui dari warnanya yang
spesifik.Analisis kation dan anion sering kali dapat dibantu oleh diagram alir,
yang menggambarkan langkah-langkah sistematis untuk mengidentifikasi jenis
anion dan kation. Diagram alir untuk analisis kation lebih sistematis
dibandingkan diagram alir analisis anion. Dalam diagram alir analisis
kualitatif anion dan kation dimulai dari ion yang ditanyakan, pereaksi yang
perlu ditambahkan, kondisi eksperimen dan rumus kimia produk yang dihasilkan.
Dalam kerja laboratorium yang berkaitan dengan analisis ion sangat penting
mengikuti urutan dari langkah-langkah analisis yang telah ditetapkan dalam
diagram alir
B. Maksud
dan Tujuan Pembuatan Makalah
Ø Maksud
Pembuatan Makalah
·
Mengetahui dan memahami
skema pemisahan kation
·
Mengetahui dan memahami
skema pemisahan amino
·
Mengetahui dan memahami
identifikasi kation atau anion
·
Mengetahui dan memahami
larutan ion lewat jenuh
Ø Tujuan
Pembuatan Makalah
·
Memahami skema
pemisahan kation
·
Memahami skema
pemisahan amino
·
Memahami identifikasi
kation atau anion
·
Memahami larutan ion lewat
jenuh
PEMBAHASAN
A. Skema
pemisahan kation
Pemisahan
kation dan anion dilakukan sekaligus dengan cara membuat ekstrak soda, dimana
endapan yang dihasilkan digunakan untuk uji kation dan ekstraksnya untuk uji
anion.Pengujian kation yang diendapkan sebagai karbonat kemudian dilarutkan
dengan HCl dan dipanaskan untuk menghilangkan karbonatnya.Pengendapan
selanjutnya hanya dikelompokkan sebagai golongan klorida, hidroksida dan
karbonat. Dengan adanya pengelompokan yang disederhanakan ini diharapkan dapat
lebih mempersingkat pada analisis selanjutnya.Pengujian selanjutnya adalah uji
identifikasi dengan menggunakan pereaksi khusus Uji identifikasi merupakan uji
terakhir yang dilakukan untuk memastikan gol unsur atau senyawa. Kadang kadang
untuk uji satu jenis unsur terdapat beberapa metode
Cuplikan
dididihkan dengan larutan pekatcampuran kalium karbonat dan kalium karbonat.
Semua ion logam akan mengendapsebagai karbonat kecuali Na, K, dan NH4.Jadi
jika tidak terjadi endapan dapat dipastikan bahwa cuplikan mengandung salah
satu atau lebih kation di atas. Hal ini dapat dikonfirmasikan dari uji reaksi
nyala.Selanjutnya dapat dilakukan uji identifikasi
1. Jika
pada (a) diperoleh endapan, maka pisahkan endapan dengan cara dekantasi
(setelah disentrifugasi). Sentrat (biasa disebut dengan ekstrak soda, E.S)
digunakan untuk uji anion.
2. Endapan
yang diperoleh ditambah dengan sedikit (beberapa mL) HCl pekat dan panaskan
hingga mendidih sehingga CO2, dari karbonat hilang. Jika endapan
tidak larut kemungkinan cuplikan mengandung Ag, Pb,atau Hg. PbCl2
mengendap dalam keadaan dingin.Selanjutnya lakukan uji identifikasi kation.
3. Jika
pada (c) tidak terjadi endapan tambahkan NH4OH. Endapan yang
dihasiikankemungkinan dari Cd2+, Bi3+, Cu2+,
As3+,Sn2+,Sb3+, Fe3+, Cr3+,
Al3+, Mn4+Mg2+, Ni2+,Co2+,Zn2+.Dengan
mengkonfirmasikan warna endapan yang terbentuk, selanjutnya lakukan uji
identifikasi kation.
4. Jika
pada (d) tidak terjadi endapan, tambahkan amonium karbonat dan ammonium
klorida. Endapan yang terbentuk kemungkinan terdiri dari Ba2+, Sr2+
atau Ca2+ Lakukan uji identifikasi kation.
B. Skema
pemisahan amino
Kromatografi
merupakan suatu metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi diferensial
komponen sampel diantara dua fase.Salah satu fase dibuat diam dan dinamakan
fase stasioner, fase diam dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada
permukaan padatan.Fase yang lainnya dinamakan fase gerak yang bergerak diantara
celah-celah atau permukaan fase stasioner, fase gerak dapat berupa cairan
disebut eluen atau larutan.Gerakan fase gerak mengkibatkan terjadinya migrasi
diferensial komponen-komponen dalam sampel. Pada proses kromatografi, berbagai
komponen dipisahkan berdasarkan afinitas diferensial dari komponen-komponen
tersebut.Dalam proses komatografi, terjadinya pemisahan kmponen-komponen dalam
sampel diakibatkan oleh beberapa kecenderungan. Adapun kecenderungan yang
terjadi pada proses kromatografi adalah sebagai berikut.
1. Kecenderungan
molekul-molekul komponen untuk melarut dalam cairan.
2. Kecenderungan
molekul-molekul komponen untuk melekat pada permukaan padatan halus (adsorpsi).
3. Kecenderungan
molekul-molekul untuk bereaksi secara kimia (penukar ion).
Kromatografi
dapat digunakan dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif. Keuntungan
pemisahan dengan metode kromatografi dibandingkan dengan metode lainnya, antara
lain jumlah sampel yang diperlukan relatif kecil (semimikro dan mikro),
hasilnya lebih selektif dan akurat, serta waktu analisis singkat.Kromatografi
kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan distribusi suatu
senyawa pada dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Pemisahan sederhana suatu
campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi kertas, prosesnya dikenal
sebagai analisis kapiler dimana lembaran kertas berfungsi sebagai pengganti
kolom.Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi
partisii yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Oleh
karena itu disebut kromatografi kertas.Sebagai fasa diam adalah air yang
teradsorpsi pada kertas dan sebagai larutan pengembang biasanya pelarut organik
yang telah dijenuhkan dengan air.Dalam kromatografi kertas fasa diam didukung
oleh suatu zat padat berupa bubuk selulosa.Fasa diam merupakan zat cair yang
polar, biasanya digunakan air (H2O) yang teradsorpsi dalam selulosa kertas.
Fasa gerak berupa campuran pelaru yang nonpolar seperti n-butanol, fenol dan
kolidin yang akan mendorong senyawa untuk bergerak disepanjang kolom kapiler.
Analisis kualitatif menggunakan kromatografi kertas dilakukan dengan cara
membandingkan harga relatif respon faktor (Rf). Nilai Rf identik dengan time
retention (tR) atau volume retention (VR).Harga Rf zat baku dapat diidentifikasikan komponen
campuran, karena harga besaran ini bersifat khas untuk setiap zat asal
digunakan jenis pengembang yang sama. Kadang-kadang pemisahan dalam satu arah
belum memberikan hasil yang memuaskan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,
dapat dipakai cara kromatografi kertas dua dimensi, yang mana letak kertas
diubah sehingga arah pemisahan juga berubah. Senyawa yang dianalisa dengan
teknik kromatografi kertas dapat ditentukan lokasinya pada kertas dengan
berbagai cara. Bila senyawa yang diuji menyerap sinar UV atau berflouresensi
dengan sinar UV, noda atau spot dapatdideteksi dengan sinar UV ditempat gelap. Noda
atau spot juga dapat ditentukan dengan menggunakan senyawa pewarna, misalnya
dengan ninhidrin. Pada percobaan ini dilakukan kromatografi kertas untuk
mengidentifikasi jenis asam amino yang terdapat pada campuran asam amino. Hal
ini dilakukan dengan membandingkan koefisien distribusi (Rf) dari campuran asam
amino dengan Rf dari asam amino standar
C. Identifikasi
kation atau anion
Ø Identifikasi
kation
Untuk uji identifikasi
larutkan sedikit cuplikan pada pelarut yang sesuai, gunakan plat test untuk
melalukan pengujian:
1. Ag(I)
·
Larutan cuplikan
ditambah dengan setetes larutan HCI, terbentuk endapan putih yang akan larut
dalam amonium karbonat. atau
·
Pada larutan cuplikan
ditambahkan setetes larutan kalium kromat, akan terjadi endapan merah coklat
2. Pb(II)
·
Pada larutan cuplikan
ditambahkan setetes larutan kalium kromat, akan terjadi endapan kuning yang
larut dalam larutan 2 M NaOH.
·
Pada larutan cuplikan
ditambahkan setetes larutan asam sulfat, akan terjadi endapan putih yang larut
dalam larutan amonium
3. Asetat
pekat. Ni(II)
·
Pada setetes larutan
cuplikan tambahkan setetes larutan dimetilglioksim kemudian larutan amoniak,
akan terbentuk endapan atau larutan wama merah.
·
Pada larutan cuplikan
tambahkan setetes larutan amonium hidroksida, akan terbentuk endapan hijau yang
dapat larut kembali dalam larutan amonium hidroksida berlebih.
Ø Identifikasi
Anion
1
Klorida
Klorida
diendapkan sebagai perak klorida,endapan disaring dan dilarutkan dengan amonium
karbonat. Larutan dibagi dua
·
ditambah asam nitrat
perak klorida akan mengendap kembali
·
ditambah sedikit KBr,
terjadi endapan kuning dari AgBr
2
Bromida
Sedikit larutan sampel
direaksikan dengan.permanganat,
asam
nitrat dan kloroform. Kloroform akan berwarna coklat jika bromida berada dalam
sampel.
3
Iodida
Pada
larutan sampel ditambahkan besi(III)klorida dan sedikit kloroform, lapisan
kloroform akan benwarna ungu jika dalam
sampel
terdapat iodida.
4
Nitrat
Uji cincin coklat
5
Nitrit
Pada
larutan sampel ditambahkan HCI dan tiourea, tambahkan besi(III) klorida, akan
terbentuk wama merah.
6
Sulfat
Pada
larutan sampel tambahkan larutan timbal(II) nitrat, jika terjadi endapan putih
yang larut dalam amonium asetat jenuh menandakan adanya sulfat.
D. Larutan
ion lewat jenuh
Larutan adalah
campuran homogen yang komponenenya terdiri atas pelarut dan zat terlarut.Contoh
larutan yang sering kita temui yaitu air garam, air gula, air kopi, air teh,
dll.Dalam larutan juga dikenal istilah solven dan solute.Solven merupakan
pelarut dan solute adalah zat pelarut.Dalam larutan antara solven dan solute,
solven mempunyai jumlah zat lebih besar sedangkan sisanya adalah solute.
Larutan dapat terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antara molekul-molekul
solven dan solute.
Macam-Macam
Larutan
·
Larutan pekat dan
larutan encer
Larutan
pekat relatif mempunyai lebih banyak solute daripada solven sedangkan larutan encer relative lebih
srdikit solute daripada solvennya.
·
Larutan berdasarkan
daya hantarnya
Ada
juga larutan yang bersifat elektrolit. Air sebagai pelarut memang bukan
konduktor listrik yang baik tapi jika didalam air ditambahkan senyawa ion yang
larut seperti NaCl maka larutan ini akan menjadi konduktor listrik atau disebut
larutan elektrolit. Larutan elektrolit terdiri dari
Ø Larutan
elektrolit kuat yaitu larutan yang semua molekul-molekulnya terurai menjadi
ion-ion (terionisasi sempurna) sehingga daya hantarnya pun kuat, contoh : HCl
Ø Larutan
elektrolit lemah yaitu larutan yang tidak semua molekul-molekulnya terurai
menjadi ion-ion sehingga larutan ini dalam menghantarkan arus listrik sangat
lemah.
Ø Larutan
non elektrolit yaitu larutan yang molekul-molekulnya tidak terionisasi sehingga
tidak ada ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik.
·
Larutan menurut
kejenuhannya :
Ø Larutan
jenuh yaitu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan melakukan
kesetimbangan dengan solute padatnya
Ø Larutan
tidak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan
untuk membuat larutan jenuh
Ø Larutan
sangat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang
diperlukan untuk larutan jenuhnya.
Jenis Larutan
Ada banyak jenis
larutan disekitar kita. Tapi disini hanya akan dibahas beberapa larutan yang
mungkin sering kita temui setiap hari.
·
Larutan zat padat dalam
cairan
Pada jenis
larutan ini gaya tarik antara solute lebih dominan daripada larutan antara
cairan dengan cairan. Dalam suatu zat padat, molekul-molekul atau ion-ionnya
tersusun dengan baik dan gaya tariknya maksimum. Agar terbentuk suatu larutan,
gaya tarik antar partikel solut dan solven harus baik. Seperti proses larutnya
gula dalam air. Gula yang mempunyai banyak gugusan OH dalam struktur molekulnya
akan mudah larut dalam air karena akan membentuk ikatan hydrogen dengan air
sehingga gula dengan mudah dapat ditarik dari kristalnya masuk ke solven. Hal
ini menunjukkan solute dari molekul polar akan lebih mudah larut dalam solven
polar juga. Tapi molekul-molekul polar tidak dapat larut dalam pelarut non
polar. Hal ini karena gaya tarik antar molekul-molekul polar sangat kuat
sehingga tidak bisa tertarik oleh solven non polar.
·
Larutan cairan dalam
cairan
Pada pembentukkan
larutan cairan, dua macam zat dapat saling bercampur/melarutkan jika keduanya
mempunyai gaya tarik antara molekulnya sama. Proses terbentuknya suatu cairan
larut dalam cairan lainnya yaitu diperlukan tambahan energy untuk memisahkan
masing-masing molekul dari solute dan solvennya. Setelah solute dan solven yang
molekul-molekulnya dalam keadaan terpisah disatukan, energy akan kembali
dilepaskan karena adanya gaya tarik antara molekul solute dan solven.setelah
energy dilepaskan maka solute dan solven akan bersatu memebentuk
larutan.Terjadinya larutan yang dapat bercampur juga sangat dipengaruhi oleh
suhu dan ukuran partikel. Disini kita ambil contoh pelarutnya adalah
air.Semakin panas pelarut maka solutnya pun semakin cepat larut. Hal ini
karena molekul-molekul pada solven
bergerak lebih cepat maka akan bertumbukan dengan molekul-molekul solute. Sedangkan
pada ukuran partikel, semakain besar dan padat sebuah partikel maka akan sulit
untuk larut. Hal ini karena molekul-molekul pada partikel tersebut sangat kuat
sehingga sulit untuk solven untuk menarik molekul partikel tersebut.
Konsentrasi larutan
Konsentrasi
larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah
zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah
molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm).Sementara itu, secara
kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi
rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Kelarutan
Suatu zat dapat larut
dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas.Batas ini disebut
kelarutan. Jadi definisinya:Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat
larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh.
·
Larutan jenuh
Larutan
yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat
ditambahkan lagi zat terlarut.Pada keadaan jenuh telah terjadi kesetimbangan
antara solut yang larut dan tak larut atau kecepatan pelarutan sama dengan
kecepatan pengendapan
·
Larutan tak jenuh
Larutan
yang mengandung jumlah solut lebih sedikit (encer) daripada larutan jenuhnya.
·
Larutan lewat jenuh
Larutan
yang mengandung solut lebih banyak (pekat) daripada yang ada dalam larutan
jenuhnya pada suhu yang sama
Konsentrasi larutan
Konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau
larutan.
Pengenceran
Dalam pekerjaan di
laboratorium,biasanya kita menggunakan larutan yang lebih rendah konsentrasinya
dengan cara menambah pelarutnya, misalnya laboratorium kimia membeli larutan
senyawa kimia dalam air yang konsentrasinya sangat pekat, cara ini adalah cara
yang paling ekonomis. Biasanya larutan yang dibeli adalah larutan pekat,
sehingga larutan ini harus diencerkan. Proses pengenceran adalah mencampur
larutan pekat(konsentrasi tiggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh
volume akhir yang lebih besar. Jadi membuat konsentrasi larutan tersebut
menjadi lebih rendah.Hal yang paling penting untuk pengamanan pada saat
pengenceran, jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah panas dilkepaskan, terutama pada pengenceran asam sulfat
pekat.Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman maka asam sulfat yang
ditambahkan ke dalanm air, tidak boleh sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke
dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan akan begitu besar dan
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik dan akan
merusak kulit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis
kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup
lama.Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remeegius Fresenius sejak tahun
1840, yang kemudian diterbitkan sebagai buku pada tahun 1897.langkah-langkah
analisis kation dan anion dapat dilakukan secara sistematis melalui diagram
alir, yang sampai saat ini menjadi standar untuk kajian analisis kualitatif
bahan organik. pemisahan kation dan anion dilakukan sekaligus dengan cara
membuat ekstrak soda, dimana endapan yang dihasilkan digunakan untuk uji kation
dan ekstraksnya untuk uji anion.Pengujian kation yang diendapkan sebagai
karbonat kemudian dilarutkan dengan HCl dan dipanaskan untuk menghilangkan
karbonatnya.Pengendapan selanjutnya hanya dikelompokkan sebagai golongan
klorida, hidroksida dan karbonat. Untuk uji identifikasi larutkan sedikit
cuplikan pada pelarut yang sesuai, gunakan plat test untuk melalukan
pengujian.Larutan sangat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak
solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuhnya.
B. Saran
Mohon dalam memberikan
penjelasan jangan terlalu cepat
DAFTAR ISI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar